Salah Satu pertanyaan yang serimg muncul adalah faktor apa saja yang paling efektif mengantarkan seorang anak didik pada kedewasaan, kemampuan merumuskan visi dan masa depan kehidupan, kemampuan memahami & memecahkan masalah, dan kesuksesan dalam bekerja – baik bekerja mandiri sebagai wirausaha (entrepreneur) – atau bekerja pada lembaga lain (intrapreneur). Tingkat kecerdasan yang bersifat kuantitatif – seperti IQ — dan nilai ujian yang bersifat sesaat serimgkali dianggap bukan sebagai faktor utama bagi keberhasilan belajar. Di tahun 1980-an, Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution – saat itu rektor Institut Pertanian Bogor — tidak yakin bahwa hasil tes seleksi penerimaan mahasiswa baru merupakan prediktor utama bagi keberhasilan proses pembelajaran. Karena itu, beliau menggagas penerimaan mahasiwa baru melalui penelusuran minat dan kemampuan — di mana track record hasil belajar selama SMA menjadi prediktor utama bagi keberhasilan belajar.
Kompetensi Wirausaha
Jika kompetensi wirausaha dianggap sebagai keberhasilan sebuah proses pembelajaran, maka peneliti merumuskan sembilan indikator kompetensi wirausaha, yang meliputi: (1) Kemampuan untuk merumuskan visi, tujuan, dan merencanakan masa depan kehidupan; (2) Kemampuan menghargai dan merencanakan penggunaan waktu; (3) Kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim; (4) Kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (5) Kemampuan bertanggung jawab dan menanggung risiko usaha; (6) Kemampuan bertindak atas dasar kebutuhan berprestasi, yakni kebiasaan melakukan pekerjaan sampai tuntas, menikmati pekerjaan, dan memiliki hasrat berusaha untuk mencapai cita-cita; (7) Kemampuan bertindak kreatif, inovatif dan membaca peluang usaha; (8) Kemampuan berfikir positif dan optimis dengan penuh kesadaran ketuhanan; dan (9) Kemampuan membangun kepercayaan diri, daya pikir dan ketrampilan.
Lalu, faktor-faktor apa yang berpengaruh signifikan terhadap kompetensi wirausaha tersebut? Melalui penelusuran bahan pustaka, peneliti menginventarisir faktor-faktor tersebut, yang meliputi: bakat, minat, kejelasan tujuan & kegunaan pelajaran, metode pembelajaran, lingkungan belajar, dan fasilitas belajar. Selain itu, peneliti menduga bahwa kepribadian Islam merupakan peubah utama yang akan berpengaruh pada kompetensi wirausaha.
Dengan mengacu pada sejumlah teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu, peneliti merumuskan hipotesis bahwa semua peubah yang disebutkan di atas akan berpengaruh langsung terhadap kompetensi wirausaha. Selain itu, peneliti merumuskan hipotesis bahwa pengaruh kepribadian Islam terhadap kompetensi wirausaha akan semakin menguat melalui peubah-peubah tersebut.
Untuk membuktikan pengaruh berbagai peubah tersebut terhadap kompetensi wirausaha – baik secara langsung atau tidak langsung – peneliti melakukan riset terhadap sejumlah santri di pesantren yang menyelenggarakan program-program kewirausahaan, khususnya di bidang agribisns. Pesantren tersebut dibatassi hanya yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin dengan probabilitas eror maksimal 5 persen. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan pengukuran meggunakan skala Likert. Instrumen penelitian yang digunakan sudah diuji reliabilitasnya dengan kriteria pengujian alpha Cronbach, dengan skor total di atas 70 persen, yang berarti bahwa instrumen penelitian sudah layak untuk digunakan. Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis), yang masuk kategori uji-uji statistik parametrik.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap
Kompetensi Wirausaha
Berdasarkan analisis jalur tersebut, terdapat satu peubah dalam proses pembelajaran yang berpengaruh sangat signifikan terhadap kompetesi wirausaha, yakni kejelasan tujuan & kegunaan pelajaran. Selain itu, terdapat tiga peubah yang berpengaruh signifikan terhadap kompetensi wirausaha, yakni bakat, minat, dan lingkunagn belajar (Tabel 1).
Tabel 1. Koefisien Jalur Pengaruh Langsung Pelaksanaan Pembelajaran
terhadap Kompetensi Wirausaha
Peubah |
Sub Peubah | Kompetensi Wirausaha (Y) | |
Koefisien Jalur | Signifikansi | ||
Pelaksanaan Pembelajaran |
Bakat |
0,262* |
0,020 |
Minat
|
0,234* | 0,026 | |
Kejelasan Tujuan & Kegunaan Pelajaran
|
0,321** | 0,010 | |
Metode Pembelajaran
|
0,012 | 0,887 | |
Lingkungan Belajar
|
0,155* | 0,042 | |
Fasilitas Belajar
|
0,127 | 0,079 |
Keterangan: * = signifikan (alfa 0,05),
** = sangat signifikan (alfa 0,01)
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepribadian Islam
pada Kompetensi Wirausaha
Lalu, untuk membuktikan hipotesis mengenai pengaruh kepribadian Islam pada kompetensi wirausaha, peneliti mengukur kemampuan berkepribadian Islam dengan menggunakan tujuh indikator, yakni: (1) keyakinan bahwa ajaran Islam dapat mengatur masyarakat modern; (2) hasrat untuk memperjuangkan dan menerapkan ajaran Islam; (3) hasrat untuk selalu bermuamalat Islami; (4) hasrat untuk selalu berdakwah menyampaikan ajaran Islam pada pihak lain; (5) selalu berpakaian yang menutup aurat serta menginginkan agar keluarganya selalu menutup aurat; (6) selalu berusaha untuk mengkonsumsi pangan halal; (7) mudah untuk melakukan ibadah wajib; dan (8) terbiasa melakukan berbagai ibadah sunnat.
Melalui analisis jalur, terbuktikan bahwa pengaruh kepribadian Islam terhadap kompetensi wirausaha ternyata sangat signifikan. Pengaruh kepribadian Islam terhadap kompetensi wirausaha ini semakin menguat ketika siswa berpandangan positif terhadap lingkungan belajar dan fasilitas belajar (Tabel 2).
Tabel 2. Koefisien Jalur Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh
Total Kepribadian Islam pada Kompetensi Wirausaha
Pengaruh | Kompetensi Wirausaha (Y) | ||
Peubah/Sub Peubah | Koefisien Jalur | Signifikansi | |
Langsung |
Kepribadian Islam |
0,473** |
0,010 |
Tidak Langsung Melalui |
Bakat | 0,038 | 0,260 |
Minat | -0,011 | 0,749 | |
Kejelasan Tujuan & Kegunaan Pelajaran | 0,047 | 0,154 | |
Persepsi tentang Metode Pembelajaran | 0,006 | 0,856 | |
Persepsi tentang Lingkungan Belajar | 0,091** | 0,010 | |
Persepsi tentag Fasilitas Belajar | 0,087* | 0,022 | |
Total |
– |
0,742 |
|
Keterangan: * = Signifikan (alfa 0,05)
** = Sangat Signifikan (alfa 0,01)
Secara lebih rinci – berdasarkan hasil analisis jalur – kepribadian Islam memberikan kontribusi terhadap kompetensi wirausaha sebanyak 47,3 persen; persepsi tentang bakat 3,8 persen; kejelasan tujuan & kegunaan pelajaran 4,7 persen; metode pembelajaran 0,6 persen; persepsi tentang lingkungan belajar sebanyak 9,1 persen; dan persepsi tentang fasilitas belajar sebanyak 8,7 persen. Total pengaruh terhadap kompetensi wirausaha sebanyak 74,2 persen. Dengan demikian, terdapat 25,8 persen peubah-peubah lain yang berpengaruh terhadap kompetensi wirausaha namun belum terdeteksi dalam penelitian ini. Peubah-peubah yang belum terdeteksi ini bisa jadi adalah tingkat kecerdasan (IQ), latar belakang keluarga, fasilitas modal yang dimiliki, atau berbagai peubah lainnya.
Kesimpulan
Dari sini nampak bahwa kepribadian Islam merupakan faktor determinan bagi pengembangan wirausaha, yang perlu ditopang oleh lingkungan belajar dan fasilitas belajar. Peubah-peubah lain seperti bakat, metode pembelajaran, serta kejelasan tujuan dan kegunaan belajar merupakan faktor pelengkap bagi keberhasilan wirausaha tersebut. Dari sini jelas juga bahwa faktor IQ, NEM, dan ukuran-ukuran kuantitatif lainnya – jika ada – itu bukan faktor yang paling menentukan bagi keberhasilan belajar. Karena itu, yang paling penting bagi proses pembelajaran adalah pembentukan kepribadian Islam. Jika kepribadian Islam sudah terbentuk dengan baik pada peserta didik, maka keberhasilan belajar yang bersifat duniawi akan diraih, in syaa allah.****
Rujukan
U.Maman Kh., (2008), ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Kompetensi Wirausaha Santri di Sejumlah Pesantren di Jawa Barat dan Banten.” Disertasi Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.