Al-Zahrawi: Ahli Bedah Muslim Di Abad Pertengahan

alzahrawi

Ilmu pengetahuan telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Melalui ilmu pengetahuan manusia mengerti akan suatu kebenaran yang terjadi. Permasalahan yang dihadapi dengan pengamatan yang dilakukan menjadikan beberapa orang pada masanya  menjadi tokoh terkenal dengan berbagai temuannya pada bidang tertentu, salah satu bidang yang sejarahnya telah ada sejak zaman Yunani Kuno adalah bidang kedokteran. Pada bidang tersebut dari masa ke masa terus berkembang, bidang kedokteran merupakan warisan dari tokoh-tokoh berpengaruh terdahulu. Abad pertengahan menjadi awal mula keilmuan Islam mendunia, salah satu yang terkenal adalah Al Zahrawi, merupakan ahli bedah terkemuka pada masa muslim berjaya akan ilmu pengetahuan. Karyanya yang terkenal adalah kitab Al-Tasrif, tidak hanya di Timur Tengah, kitab ini juga menjadi pedoman bagi para ilmuan di barat khususnya Eropa. Al Zahrawi menyandarkan cara berpikir dan temuannya pada landasan Ketuhanan dan mempertimbangkan hukum-hukum Islam.

ISLAM SEBAGAI DASAR ILMU PENGETAHUAN

Agama Islam adalah agama yang sejak dulu sudah menjadi agama yang memiliki sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada batasnya untuk umat manusia terutama umat Rasulullah Saw. Mulai dari Al-Qur’an, Hadis, hingga sunah-sunah Rasul merupakan contoh dari sumber ilmu dan motivasi dalam ajaran Islam. Karena melihat kenyataan bahwa agama Islam adalah agama yang memiliki sumber ilmu yang tanpa ada batasnya, maka tidak menutup kemungkinan jika banyak sekali lahir tokoh-tokoh ilmuan muslim yang ingin mengkaji, meneliti, dan memperkenalkan ajaran yang ada dalam Islam ke seluruh penjuru dunia. Salah satu contoh ilmuan hebat muslim yang tidak pernah terlupakan adalah Abu Qasim Khalaf Ibn Abbas Al Zahrawi atau dikenal juga dengan sebutan Al-Zahrawi. Al-Zahrawi dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern pada masanya hingga saat ini. Hal itu disebabkan beliau sudah banyak sekali menemukan ilmu-ilmu dan alat-alat baru yang mempermudah pekerjaan kedokteran. Salah satu temuannya yang paling terkenal adalah catgut atau benang bedah yang dibuat dari jaringan hewan seperti usus kambing atau sapi sehingga dapat diterima oleh tubuh manusia dan halal digunakan oleh orang Islam.

MUSLIM PADA ABAD PERTENGAHAN

Pada sejarah filsafat, menurut Jostein Gaarder (2019: 270) abad petama setelah tahun empat ratus merupakan kehancuran budaya. Periode Romawi memiliki peradaban tinggi, tetapi awal abad pertengahan kebudayaan tersebut hancur. Pasca kekaisaran Romawi Kuno peradaban dunia lambat laun terbagi menjadi tiga kebudayaan berbeda, yaitu kebudayaan Kristen Latin di Eropa Barat, kebudayaan Kristen Yunani di Eropa Timur, dan kebudyaan Muslim di Afrika Utara dan Timur Tengah. Secara sederhana, warisan Neoplatonisme diturunkan di barat, Plato di timur. Abad pertengahan berkembang menjadi kebudayaan Muslim yang sangat gemilang.

Pada 623 Masehi, Dunia Timur dan Afrika Utara secara gradual jatuh pada genggaman kaum muslimin. Tidak lama kemudian, Spanyol menjadi bagian dari kebudayaan Islam. Sepanjang abad pertengahan, Islam sangat menonjol dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika, kimia, astronomi, dan kedokteran. Di sejumlah wilayah kebudayaan Arab lebih unggul daripada kebudayan Kristen (Jostein Gaarder, 2019: 272).

Ilmu pengetahuan Islam adalah akibat dari terpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran Islam dengan unsur yang berasal dari luar. Bahkan lebih jauh dikembangkan dengan unsur Islam yang lebih dominan, akhirnya berkembang menjadi berbagai bidang ilmu pengetahuan (Ahmad Tafsir dalam Supriatna, 2019: 129). Banyak tokoh muslim yang terkenal pada masa itu, salah satunya adalah Abu Qasim Khalaf Ibn Abbas Al Zahrawi atau Al-Zahrawi. Prestasinya dikenal di bidang ilmu kedokteran dengan fokusnya kepada bedah, sehingga nama Al-Zahrawi dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah.

SEJARAH SINGKAT ILMU KEDOKTERAN

Ilmu pengetahuan, khususnya bidang kedokteran awal mula datang dari Yunani, dimulai dengan mempercayai dewa kesehatan, Asclepius. Pada masa Yunani, telah muncul dokter dan tabib terkemuka, antara lain Hippocrates (5—4 SM), Rufus of Ephesus (1 M), dan Galen (2 M). Masa kegelapan datang di Barat pada abad pertengahan, kemudian perkembangan ilmu kedokteran diambil alih oleh  Islam dan berkembang pesat di Timur Tengah. Perkembangan kedokteran Islam dimulai dengan penerjemahan berbagai literatur kedokteran dari Yunani, Syiria dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab. Penerjemahaan dilakukan secara besar-besaran, di sinilah awal mula kejayaan keilmuan Islam dimulai (Maryam, 2011: 80).

BIOGRAFI AL-ZAHRAWI

Abu Qasim Khalaf Ibn Abbas Al Zahrawi, dikenal di Barat sebagai Albucasis atau Zahravius, lahir pada tahun 936 M di Al-Zahra, pinggiran kota, enam mil barat laut dari Kordoba, ibu kota muslim Spanyol (Al-Andalus). Nenek moyangnya berasal dari Suku Al Ansar dari Al Madina Al Munawwarah yang datang dari jazirah Arab dan tinggal di Spanyol. Al-Zahrawi jarang menjelajahi dunia, ia menghabiskan waktunya sebagian besar di kampung halamannya sebagai dokter, apoteker, dan ahli bedah (Amr dan Tbakhi, 2007: 220).  Al Zahrawi beruntung karena dia hidup dan makmur di Kordoba selama masa kejayaan budaya dan peradaban Islam. Karena kesesuaian yang sempurna antara Kristen, Islam, dan Yudaisme yang berkembang pesat seiring dengan bidang seni, sains, perdagangan, dan ilmu kedokteran

Dia adalah dokter pribadi untuk khalifah Andalusia Abdul Rahman Ketiga, juga disebut Abdul Rahman Al-Nasser (Elgohary, 2006: 84). Al-Zahrawi adalah seorang ahli bedah yang inovatif menambahkan banyak kontribusi orisinil, untuk pembedahan dan obat yang tidak diketahui pendahulunya. Dia menawarkan jasanya sebagai praktisi medis selama lebih dari lima dekade dan tetap berada di bawah naungan penguasa kekhalifahan Al-Andalusia yang memberinya pujian atas prestasinya dalam ilmu kedokteran.

Al-Zahrawi adalah seorang dokter egaliter karena dia memperlakukan semua pasien secara setara tanpa memandang status sosial dan ekonomi mereka. Dia biasa membuat entri di jurnal dan memelihara catatan konsisten dari pasien yang berkonsultasi dengannya setiap hari. Selama hidup menjadi dokter, ia biasa melakukan perjalanan dari jauh secara berurutan untuk belajar. Kemudian, di Eropa, selama abad pertengahan dan renaisans dia tetap terkenal sebagai guru bedah melalui karyanya yang terkemuka berkat ensiklopedinya (Elgohary, 2006: 84).

Al Zahrawi mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk pengembangan ilmu pengobatan dengan penekanan khusus pada pembedahan. Dia mengumpulkan pengetahuan dan pengamatannya dalam kompilasi medis tiga puluh volume yaitu Kitab Al-Tasrif. Ringkasan ini merupakan perwujudan dari prestasinya sebagai seorang dokter dan sarjana medis serta ahli bedah berpengalaman (Editor, https://www.thefamouspeople.com/profiles/al-zahrawi-27950.php, diakses pada 23 Maret 2021).

Al-Zahrawi menjadi satu dari ahli bedah paling terkenal di era muslim dan juga sebagai dokter untuk Abd al-Rahman III (912–961) dan putranya Al Hakam II (915–976) dari Spanyol, Khalifah Umayyah dari Kordoba (Albucasis dalam Chavoushi 2012: 2). Setelah hampir lima dekade menempuh karir medis dengan orisinalitasnya yang banyak berkontribusi bagi kekhalifahan saat itu, Al Zahrawi meninggal pada 1013 M (Turgut dalam Chavoushi 2012: 2).

 

REKAM PENDIDIKAN AL ZAHRAWI

Sangat sedikit penjelasan yang rinci tentang pendidikan dari Al Zahrawi. Al Zahrawi sendiri bukanlah sosok yang terbuka akan kehidupan pribadinya karena ia berfokus pada kontribusinya di bidang sains bagi masyarakat pada saat itu terutama sebagai dokter, apoteker dan ahli bedah. Berdasarkan Elgohary (2006: 84) bahwa Al-Zahrawi berkuliah di Universitas Cordova yang telah berdiri selama satu setengah abad. Pendidikan yang ditempuhnya ini membantunya dalam spesialisasi di bidang kedokteran terutama bedah yang saat itu dibenci oleh masyarakat. Al Zahrawi mengubah pandangan semua itu menjadi salah satu ilmu yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia.

 

 

 

KEAHLIAN UTAMA: AHLI BEDAH MUSLIM

Al-Zahrawi adalah ahli bedah terbesar dari peradaban Islam di abad pertengahan. Dia telah mencapai banyak prestasi medis dan telah unggul dalam banyak bidang di mana dia telah berpartisipasi. Berikut ini adalah keahlian utamanya:

  1. Ahli di Bidang Bedah Umum
  • Al-Zahrawi berhasil meletakkan dasar untuk pengobatan tumor (Hay dan Ahmed dalam Washah, 2018: 28).
  • Dia yang pertama mengetahui cara menghilangkan kelenjar tiroid yang membesar sebagai salah satu operasi yang paling aneh dan paling berbahaya dalam kehidupan manusia. Tidak ada ahli bedah di dunia yang dapat melakukan operasi ini, hal inilah yang membuat terkejut ahli bedah Eropa (Washah, 2018: 28).
  • Dia adalah orang pertama yang melakukan operasi terhadap trakea (Washah, 2018: 28).
  • Dia adalah orang pertama yang menghentikan pendarahan selama operasi dengan menghubungkan arteri satu sama lain (Washah, 2018: 28).
  1. Operasi Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
  • Al-Zahrawi mampu mengobati radang tenggorokan yang terjadi akibat menyingkirkan telur lalat di telinga manusia yang penuh dengan nanah (Zakoor dalam Washah, 2018: 29) dan mengobati bengkak di telinga.
  • Ahli dalam operasi hidung dan cara menghilangkan plak (Ashinqiti dalam Washah, 2018: 29).
  • Memberikan solusi atas cedera kepala.
  • Menemukan alat yang untuk membuka tengkorak (Ashinqiti dalam Washah, 2018: 29).
  1. Operasi Mata

Al-Zahrawi berurusan dengan pengobatan terkait kelopak mata (Zakoor dalam Washah, 2018: 29) dan munculnya daging berlebih di mata dan pengobatan masalah benturan mata.

  1. Ginekologi dan Kebidanan
  • Al-Zahrawi berperan dalam perawatan dan pengangkatan janin.
  • Menjadi orang pertama yang merekomendasikan kelahiran baskom yang disebut metode ginekologi dalam kelahiran serta dijelaskan oleh Al-Zahrawi melalui pendeskripsian yang tepat kemudian mengembangkan penyakit cabang ginekologi (Washah, 2018: 30).
  1. Operasi Ortopedi
  • Al-Zahrawi adalah orang pertama yang peduli terhadap penyakit artritis di bagian belakang.
  • Ia juga merekomendasikan pengobatan untuk orang yang terkena patah tulang.
  1. Urologi
  • Memperkenalkan metode untuk menghilangkan batu empedu dari ureter.
  • Menjelaskan bagaimana caranya mengeluarkan darah beku dari kandung kemih setelah operasi.

 

POLIMATIK AL ZAHRAWI

Selain sebagai ahli bedah, Al-Zahrawi juga berperan dalam pembuatan ensiklopedi yang dinamakan Kitab Al-Tasrif, terdiri dari 30 buku terpisah, masing-masing berfokus pada disiplin atau cabang kedokteran tertentu dan berfungsi sebagai panduan referensi yang siap untuk dokter praktik dan mahasiswa kedokteran. Buku tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah medis, memuat deskripsi ilustratif tentang penggunaan hampir dua ratus instrumen bedah. Al-Zahrawi juga berperan dalam penulisan manual farmakologi kosmetika dan obat untuk kesehatan dan perhiasan tubuh.  Hal tersebut dijelaskan sendiri oleh buku miliknya, yaitu Al-Tasrif risalah ke 19, Al-Zahrawi menjelaskan tentang resep atau kandungan yang sangat berharga dalam dunia kedokteran dan farmasi (Arvide Cambra, L.M., 2010).

TEMUAN UTAMA

Dalam bidang kedokteran, Al-Zahrawi berhasil menemukan dua ratus alat kedokteran dan masih banyak yang digunakan sampai sekarang. Alat-alat tersebut seperti: pisau bedah, gergaji tulang, gunting halus untuk bedah mata dan masih banyak lagi. Penemuan Al-Zahrawi dalam bidang kosmetik seperti deodorant dan parfume. Al-Zahrawi membuat model deodorant yang digulung dan ditekan dalam cetakan khusus, seperti model deodorant roll on. Lalu, untuk parfume sendiri beliau mengembangkan parfume yang ditemukan oleh Abu Ali Ibnu Sina (Avicenna) pada abad  ke-11 dengan menggunakan minyak atsiri. Di dalam kitab Al-Tasrif karya beliau, Al-Zahrawi juga menemukan bagaimana cara menggunakan pewarna rambut dan mengubahnya dari warna rambut biasa ke warna pirang atau hitam. Dan juga cara merawat gusi serta cara memutihkan gigi. Temuan Al-Zahrawi juga mengikuti aturan dan syariat agama Islam.

KARYA YANG TELAH DICIPTAKAN

Al-Zahrawi memiliki beberapa buku yang ia miliki, seperti:

  • Al-Tashrif
  • Liber Theoricae
  • La Chirurgie d’Abulcasis
  • Chirurgia (tentang pembedahan)
  • La chirurgie d’Albucasis, ou Albucasim: text occitan du XIVe siècle
  • Liber Theoricae Necnon Practicae Alsaharavii In Prisco Arabum Medicorum conventu facile principis; qui vulgo Acararius dicitur: iam summa diligentia & cura depromptus in lucem
  • Octavii Horatiani Rerum medicarum lib. quatuor: Albvcasis Chirvrgicorvm omniũ primarij, lib. Tres
  • Der “Liber servitoris” des Abulkasis (936-1013): Übersetzung, Kommentar und Nachdruck der Textfassung von 1471
  • Albucasis de Chirurgia
  • Tratado de pastillas medicinales según Abulcasis (Risalah tentang pil obat menurut Abulcasis)
  • Methodus medendi certa, clara et brevis, pleraque quae ad medicinae partes omnes, praecipue quae ad chirurgiam requiruntur, libris III exponens
  • Traitier de Cyrurgie: Édition de la traduction en ancien français de la Chirurgie d’Abu ‘l Qasim Halaf Ibn ‘Abbas al-Zahrawi du manuscrit BNF, francais 1318.

MOTIVASI AL ZAHRAWI DALAM MELAKUKAN PENELITIAN

Pada awal tujuannya, Al-Zahrawi tertarik untuk membangun dasar ilmiah dan menyampaikan pesan ilmiah dengan cara yang terbaik. Al-Zahrawi juga tertarik  dengan cara-cara merawat pasien dan menyatakan bahwa dokter harus melakukan pembedahan pada dirinya sendiri, dan beliau menganggap operasi sebagai bidang mandiri.

PENGARUH KEILMUAN AL-ZAHRAWI TERHADAP BARAT

Al-Zahrawi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia Barat, ia lebih dikenal sebagai Albucasis yang merupakan cendekiawan muslim yang menyumbangkan peranan yang sangat besar dalam bidang ilmu kedokteran. Terbukti dari karyanya yaitu Al-Tasrif yang menjadi pedoman berharga dalam ilmu kedokteran Barat, khususnya Eropa. Karya tersebut sudah banyak diadopsi dan dipelajari oleh banyak tokoh di dunia barat (D. Cambell., 2013).

 

PENUTUP

Simpulan

Abu Qasim Khalaf Ibn Abbas Al Zahrawi adalah salah satu tokoh ilmuan muslim yang dikenal dengan julukan Bapak Ilmu Bedah Modern. Hal ini dikarenakan beliau merupakan seorang ahli bedah yang inovatif menambahkan banyak kontribusi orisinil, untuk pembedahan dan obat yang tidak diketahui pendahulunya. Dalam pengamatannya, beliau mengumpulkan pengetahuan dan pengamatan dalam kompilasi medis tiga puluh volume yaitu kitab Al-Tasrif sebagai wujud dari prestasinya sebagai seorang dokter dan sarjana medis serta ahli bedah berpengalaman.

Selain ahli dalam bedah umum, Al-Zahrawi juga memiliki kemampuan dalam operasi (telinga, hidung, tenggorokan, mata dan ortopedi), ginekologi, urologi dan kebidanan. Terlepas dari semua keahliannya, Al-Zahrawi juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia barat, ia lebih dikenal sebagai Albucasis yang merupakan cendekiawan muslim yang menyumbangkan peranan yang sangat besar dalam bidang ilmu kedokteran.

Saran

Sebagai seorang manusia yang berakal kita diajarkan untuk menggunakannya sebaik dan sebijak mungkin sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah Swt. sebagaimana telah dicontohkan oleh Al Zahrawi ilmuan besar muslim terdahulu tetapi karyanya tetap ada sampai saat ini dan menjadi pedoman sampai saat ini serta sebagai hamba yang selalu berpikir untuk melihat tanda-tanda kebesaran-Nya. Dari Al-Zahrawi telah dibuktikan bahwa nilai-nilai Ketuhanan dan ilmu pengetahuan dapat menjadi kesatuan yang utuh, semua disandarkan pada ajaran Islam. tujuannya bukan hanya dunia melainkan keselamatan akhirat.

DAFTAR RUJUKAN

Gaarder, J. (2019). Dunia Shopie. Hal. 270-273. Bandung: Mizan.

Maryam, H. (2011). Perkembangan Kedokteran dalam Islam. Sulesana, volume 6 nomor 2. Hal. 80-81.

Supriatna, E. (2019). Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Soshum Insentif, volume 2 nomor 1. Hal. 128-130. DOI : https://doi.org/10.36787/jsi.v2i1.106.

Amr, SamirS, and Abdelghani Tbakhi. “Abu Al Qasim Al Zahrawi (Albucasis) : Pioneer of Modern Surgery.” Annals of Saudi Medicine 27, no. 3 (2007): 220. https://doi.org/10.4103/0256-4947.51497.

Cambra, Luisa Maria Arvide. Medieval Recipes for Treatment of Hair Contained in ihe Kitab Al-Tasrif (Book of Medical Arrangement) of Abulcasis Al-Zahrawi (C.936-C.1013)” Saudi J. Med. Pharm. Sci.; Vol-3, Iss-5 (May, 2017):380-382 http://scholarsmepub.com/wp-content/uploads/2017/06/SJMPS-35380-382.pdf

Editors. “Al-Zahrawi Biography – Facts, Childhood, Family Life & Achievements of Arab Physician & Surgeon.” Accessed March 23, 2021. https://www.thefamouspeople.com/profiles/al-zahrawi-27950.php.

Elgohary, Ma. “Al Zahrawi: The Father of Modern Surgery.” Annals of Pediatric Surgery 2, no. 2 (2006): 82–87. http://www.aps.eg.net/back_issue/vol2/issue2_april2006/pdf/1-Al Zahrawi.pdf.

Indunisi, Syaifuddin Al. “Temuan yang Mengubah Dunia” Penerbit: Elex Media Komputindo. 2013.

Permana, Ninding Yulius. 2020. “Rekam Jejak Al-Zahrawi dalam Ilmu Kedokteran” Accessed March 24, 2021. https://rri.co.id/humaniora/info-publik/767728/rekam-jejak-al-zahrawi-dalam-ilmu-kedokteran

Washah, D Gassan Mahmud. “Abu Al-Qasim Az-Zahrawi (325-404AH/936-1013AD).” International Journal of History and Cultural Studies 4, no. 2 (2018): 25–36. https://doi.org/10.20431/2454-7654.0402003

 

.**Artikel ini berasal dari tugas penulisan  paper bagi mahasiswa dalam mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan seemster genap tahun ajaran 2020-2021

Recommended For You